FUNGSI DAN PERANAN NYANYIAN DALAM LITURGI
( TIM PELAYANAN
KOR, MAZMUR DAN DIRIGEN )
diambil dari materi pertemuan Tim Pelayanan Kor, Mazmur, dan Dirigen Paroki pada hari Minggu, 19 Januari 2020
- Liturgi adalah perayaan misteri karya keselamatan Allah dalam Kristus, yang dilaksanakan oleh Yesus Kristus, Sang Imam Agung, bersama Gereja-Nya di dalam ikatan Roh Kudus (Martasudjita, 1999:27).
- Oleh karena itu, sifat-sifat liturgi adalah perayaan bersama yang melibatkan Kristus dan gereja, resmi (ada ketentuan-ketentuan baku yang harus dipatuhi), aktual dan kontekstual (ada ekspresi- ekspresi umat setempat yang saat itu berkumpul), memuliakan Allah dan sebagai sarana pengudusan manusia.
- Di dalam liturgi yang penuh makna di atas, nyanyian liturgi bukan sekedar selingan, yang mengiringi adegan-adegan yang terjadi, dan memberi suasana meriah, seperti hiburan di dalam pesta atau resepsi. Nyanyian liturgi menyatu secara utuh di dalam liturgi itu sendiri. Nyanyian liturgi juga merupakan liturgi itu sendiri, yang merupakan perjumpaan antara Tuhan dan manusia, serta perjumpaan antar manusia sebagai warga gereja
- Secara ringkas, dalam nyanyian liturgi terdapat unsur VERTIKAL yang menyatakan hubungan manusia dengan Tuhan, dan unsur HORISONTAL, yang menyatakan hubungan manusia dengan sesama umat. Unsur vertikal dan horisontal ini ditampakkan dalam syair dan melodi.
PEMILIHAN LAGU
LITURGI
Kutipan dari buku Pedoman Umum Misale Romanum
(PMUR) mengenai nyanyian Liturgi:
- Nyanyian-nyanyian untuk Perayaan Ekaristi dibedakan menjadi dua, yaitu proprium dan ordinarium.
- Proprium adalah nyanyian yang dinyanyikan pada saat-saat yang tepat, atau cocok (proper) pada bagian- bagian liturgi tertentu dan tema-tema liturgi tertentu. Nyanyian proprium selalu berubah-ubah selaras dengan bagian dan tema liturgi. Yang termasuk proprium adalah nyanyian pembuka, masmur tanggapan, persiapan persembahan, komuni, madah pujian, dan penutup. Masing-masing bagian ini mempunyai peran dan makna sendiri-sendiri.
- Ordinarium adalah nyanyian-nyanyian yang tetap, isinya tetap, dan tidak perlu disesuaikan dengan tema perayaan ekaristi. Yang termasuk ordinarium adalah Tuhan Kasihanilah Kami, Madah Kemuliaan, Aku Percaya, (Kudus), dan Anak Domba Allah. Di antara nyanyian ordinarium ini, Kudus berperan paling penting karena terdapat di dalam Doa Syukur Agung.
- CATATAN : Meskipun
semua nyanyian sama, nyanyian gregorian, yang merupakan ciri khas liturgi
Romawi, hendaknya diberi tempat utama. Semua jenis musik ibadat lainnya, khususnya
nyanyian polifoni, sama sekali tidak dilarang, asal saja selaras dengan jiwa
perayaan liturgi dan dapat menunjang partisipasi seluruh umat beriman.[50]
Dewasa ini, makin sering terjadi himpunan jemaat yang terdiri atas
bermacam-macam bangsa. Maka sangat diharapkan agar umat mahir melagukan
bersama-sama sekurang-kurangnya beberapa bagian ordinarium Misa dalam
Bahasa Latin, terutama Credo dan Pater noster dengan lagu yang
sederhana.[51 PMUR]
LAGU PEMBUKA
- Nyanyian tersebut dapat berupa mazmur dengan antifonnya yang diambil dari Graduale Romanum atau dari Graduale Simplex. Tetapi boleh juga digunakan nyanyian lain yang sesuai dengan sifat perayaan, sifat pesta, dan suasana masa liturgi, asal teksnya disahkan oleh Konferensi Uskup.[56]
- Nyanyian
pembuka berfungsi untuk membuka perayaan ekaristi, mempersatukan umat yang
hadir dalam perayaan, mengantar umat memasuki misteri iman yang akan dirayakan
(sesuai dengan tema), dan mengiringi perarakan imam menuju ke altar.
ORDINARIUM
- Ordinarium adalah nyanyian-nyanyian yang tetap, isinya tetap, dan dengan sendirinya cocok untuk bagian perayaan ekaristi. Yang termasuk ordinarium adalah Tuhan Kasihanilah Kami, Kemuliaan, Kudus, dan Anak Domba Allah. Di antara nyanyian ordinarium ini, Kudus berperan paling penting karena terdapat di dalam Doa Syukur Agung. Agar sesuai dengan masa liturgi tertentu, perlu dipilih melodi ordinarium yang sesuai. Misalnya: masa prapaskah suasana pertobatan; masa paskah suasana gembira. Syair ordinarium harus lengkap seperti tercantum dalam Tata Perayaan Ekaristi.
- yang tidak boleh digunakan lagi : misa senja, misa dolo-dolo, misa syukur dan susunan kemuliaan lainnya yang tidak sesuai dengan TPE 2005. Untuk Jawa : Keroncong diatonic.
PERNYATAAN TOBAT selalu disambung dengan Tuhan
Kasihanilah, kecuali kalau seruan Tuhan Kasihanilah telah tercantum
dalam pernyataan tobat. Sifat Tuhan Kasihanilah ialah berseru kepada
Tuhan dan memohon belaskasihan-Nya. Oleh karena itu, Tuhan Kasihanilah biasanya
dilagukan oleh seluruh umat, artinya: silih-berganti oleh umat dan paduan suara
atau solis.
Pada
umumnya, masing-masing seruan Tuhan Kasihanilah diulang satu kali. Akan
tetapi, berhubung dengan bahasa setempat, dengan lagu ataupun sifat pesta, Tuhan
Kasihanilah itu boleh diulang-ulang lebih banyak. Kalau Tuhan
Kasihanilah dibawakan sebagai bagian pernyataan tobat, setiap aklamasi
didahului ayat yang sesuai.
MADAH KEMULIAAN adalah madah yang sangat
dihormati dari zaman kristen kuno. Lewat madah ini Gereja yang berkumpul atas
dorongan Roh Kudus memuji Allah Bapa dan Anakdomba Allah, serta memohon
belaskasihan-Nya. Teks madah ini tidak boleh diganti dengan teks lain. Madah
Kemuliaan dibuka oleh imam atau, lebih cocok, oleh solis atau oleh koor,
kemudian dilanjutkan oleh seluruh umat bersama-sama, atau oleh umat dan paduan suara
bersahut-sahutan, atau hanya oleh kor. Kalau tidak dilagukan, madah Madah
Kemuliaan dilafalkan oleh seluruh umat bersama-sama atau oleh dua kelompok
umat secara bersahut-sahutan.
Madah Kemuliaan dilagukan atau diucapkan pada hari-hari raya dan pesta,
pada perayaan-perayaan meriah, dan pada hari Minggu di luar Masa Adven dan
Prapaskah.
KUDUS
Aklamasi. Seluruh jemaat, berpadu dengan para penghuni surga, melagukan Kudus.
Sebagai bagian utuh dari Doa Syukur Agung, aklamasi ini dilambungkan oleh
seluruh jemaat bersama imam.
ANAK DOMBA ALLAH
Sementara imam memecah-mecah roti dan memasukkan sepotong
kecil dari roti itu ke dalam piala berisi anggur, dilagukan Anak domba Allah,
seturut ketentuan, oleh paduan suara atau solis dengan jawaban oleh umat. Kalau
tidak dilagukan, Anakdomba Allah didaras dengan suara lantang. Karena fungsinya
mengiringi pemecahan roti, nyanyian ini boleh diulang-ulang seperlunya sampai
pemecahan roti selesai. Pengulangan terakhir ditutup dengan seruan: berilah
kami damai.
MAZMUR TANGGAPAN
- Sesudah
bacaan pertama menyusul mazmur tanggapan, yang merupakan unsur pokok dalam
Liturgi Sabda. Mazmur tanggapan memiliki makna liturgis serta pastoral yang
penting karena menopang permenungan atas sabda Allah.
- Mazmur
tanggapan hendaknya sesuai dengan bacaan yang bersangkutan, dan biasanya
diambil dari Buku Bacaan Misa (Lectionarium).
- Hanya
dalam kasus darurat saja MT diganti dengan Tanggapaan Sabda yang sesuai dengan
tema , bersifat biblis/alkitabiah, dan mengajak umat untuk merenung. Malam
paskah wajib Mazmur tanggapan.
BAIT PENGANTAR INJIL
- Alleluia/Bait pengantar injil dinyanyikan sambil berdiri.
Apabila tidak dinyanyikan, alleluia sebaiknya ditiadakan. Aklamasi ini
merupakan ritus atau kegiatan tersendiri. Dengan aklamasi ini jemaat beriman
menyambut dan menyapa Tuhan yang siap bersabda kepada mereka dalam Injil, dan
sekaligus menyatakan iman.
- Sesudah bacaan yang langsung mendahului Injil, dilagukan
bait pengantar Injil, dengan atau tanpa alleluya, seturut ketentuan rubrik, dan
sesuai dengan masa liturgi yang sedang berlangsung. Aklamasi ini merupakan
ritus atau kegiatan tersendiri. Dengan aklamasi ini jemaat beriman menyambut
dan menyapa Tuhan yang siap bersabda kepada mereka dalam Injil, dan sekaligus
menyatakan iman. Seluruh jemaat berdiri dan melagukan bait pengantar Injil, dipandu
oleh paduan suara atau solis.
-------------------------------------
- Di luar Masa Prapaskah, dilagukan bait pengantar Injil dengan alleluya. Ayat-ayat diambil dari Buku Bacaan Misa atau dari buku Graduale.[64]
- Dalam Masa Prapaskah, dilagukan bait pengantar Injil tanpa alleluya sebagaimana ditentukan dalam Buku Bacaan Misa. Dapat juga dilagukan mazmur lain sebagaimana tersaji dalam Graduale.
- Jika sebelum Injil hanya ada satu bacaan, hendaknya diperhatikan hal-hal berikut:
- Di luar Masa Prapaskah, sesudah bacaan pertama dapat dilagukan mazmur tanggapan disusul bait pengantar Injil dengan alleluya. Dalam Masa Prapaskah, sesudah bacaan pertama dapat dilagukan mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil tanpa alleluya atau mazmur tanggapan saja.
- Kalau tidak dilagukan, bait pengantar Injil dengan atau tanpa alleluya dapat dihilangkan.
- Sekuensia dilagukan sebelum alleluya. Madah ini fakultatif, kecuali pada Hari Minggu Paskah dan Pentakosta wajib dinyanyikan. (revisi KWI 29 Nov 2013 *sebelumnya tertulis sesudah alleluya)
LAGU PERSEMBAHAN
- Berfungsi
untuk mengiringi perarakan bahan persembahan, membina kesatuan umat dan
mengantar umat masuk dalam misteri Ekaristi
- Jika
tidak ada perarakan bahan-bahan persembahan nyanyian per siapan persembahan
sebaiknya ditiadakan. (Menurut Misale Romawi)
- Isi
nyanyian persiapan persembahan: ungkapan persembahan hidup umat beriman(yg tak
pantas) kepada Allah dan semoga disatukan dengan persembahan sejati Kristus
BAPA KAMI
- Bapa
Kami bisa diucapkan saja atau dinyanyikan dan diusahakan dibawakan oleh seluruh
umat yang hadir.
- Pada hari Minggu, pesta dan perayaan khusus Bapa Kami lebih baik dinyanyikan.
- Bapa Kami yang boleh digunakan dalam liturgi adalah:
a. BK
yang isi syairnya sesuai dengan teks resmi doa Bapa Kami.
b. BK
yang melodinya sesuai dengan jiwa liturgi Gereja.
- Ketika
Imam mengucapkan Embolisme, umat wajib menjawab doksologi, baik dilagukan atau
didaraskan dengan suara yang jelas
KOMUNI
- Sementara imam menyambut Tubuh dan Darah Kristus, nyanyian komuni dimulai. Maksud nyanyian ini ialah: (1) agar umat yang secara batin bersatu dalam komuni juga menyatakan persatuannya secara lahir dalam nyanyian bersama, (2) menunjukkan kegembiraan hati, dan (3) menggarisbawahi corak “jemaat” dari perarakan komuni. Nyanyian itu berlangsung terus selama umat menyambut,[77] dan berhenti kalau dianggap cukup. Jika sesudah komuni masih ada nyanyian, maka nyanyian komuni harus diakhiri pada waktunya.
- Haruslah diupayakan agar para penyanyi pun dapat menyambut komuni dengan tenang.
- Isi nyanyian hendaknya berhubungan dengan, Tubuh dan Darah Kristus, kesatuan dengan Tuhan dan sesama atau tema Ekaristi (tematik mingguan). Mudahnya (Tubuh&darah, roti dan anggur, Yesus Kristus)
PENUTUP
- Nyanyian penutup berperan untuk menutup perayaan
ekaristi, memberi semangat pada umat untuk melaksanakan perutusan, dan
mengiringi perarakan imam memasuki sakristi.
Catatan Teknis Memilih Lagu
Nyanyian
liturgi menyanyikan teks-teks liturgi. Maksudnya, teks-teks liturgi diberi
lagu/melodi sehingga bisa dinyanyikan. Yang dipentingkan adalah syair atau
kata- kata. Nyanyian liturgi dinyanyikan untuk liturgi yaitu perayaan iman
Gereja.
Tiga dimensi:
a) Dimensi Liturgis
Menyatu
dengan liturgi; bukan selingan atau bagian tersendiri, seperti resepsi.
Nyanyian liturgi dicipta untuk Liturgi agar sesuai dengan bagianbagian liturgi:
pembuka, persiapan persembahan, komuni, madah pujian, penutup. Liturgi adalah
perayaan iman Gereja. Ada aspek vertikal, untuk memuliakan Allah, dan aspek
horizontal, untuk menguduskan manusia.
b) Dimensi Kristologis
Nyanyian
liturgi harus memperjelas misteri Kristus yang sedang dirayakan /sesuai dengan
tema dan bacaan; sesuai dengan tema misa yang tampak dalam bacaan- bacaan.
c) Dimensi Eklesiologis
Nyanyian liturgi harus dapat melibatkan seluruh
umat. Umat harus dapat terlibat dalam bernyanyi, paling tidak menyimak teksnya.
---------------------------------------------
- Lihat
Kalender Liturgi untuk mengetahui bacaanbacaan yang akan dibacakan dalam Misa.
Bacalah bacaan-bacaan (khususnya injil, bacaan pertama, dan masmur tanggapan)
untuk menangkap tema.
- Dengan
melihat Kalender Liturgi dapat diketahui masa liturgi. Karakter nyanyian
liturgi mesti disesuaikan dengan masa liturgi (adven, natal, prapaskah, paskah,
biasa).
- Perhatikan
antifon pembuka, antifon komuni yang ada dalam buku Misa sebagai patokan dalam
memilih nyanyian. (tersedia dibeberapa buku renungan)
- Pilihlah
nyanyian proprium yang sesuai dengan perannya: pembuka, persiapan persembahan,
komuni, madah pujian, penutup. Pilihlah ordinarium yang karakternya sesuai
dengan masa liturgi.
- Hindarilah
memilih nyanyian liturgi hanya demi kesenangan Anda, kelompok kor Anda, atau
orang-orang tertentu (misal:pengantin, keluarga dsb.), karena pada dasarnya
nyanyian liturgi diperuntukkan bagi seluruh umat.
Leave a Comment